JARINGAN IKAT (CONNECTIVE TISSUE)
(LAPORAN
STRUKTUR HEWAN)
Tujuan : 1. Mengetahui letak jaringan ikat pada
hewan
2. Mengetahui ciri jaringan
ikat yang tampak pada setiap organ
A.
Hasil
Pengamatan
No.
|
Gambar Tangan
|
Gambar
Mikroskop
|
Gambar
Referensi
|
1.
|
J.
Ikat Adiposa
|
|
www.bioweb.com
|
Keterangan:
1.Inti Sel 2.Vakuola Sel 3.Matriks
|
|||
2.
|
J.
Ikat tendon
|
|
www.biologiedu.com
|
Keterangan:
1.Sel Fibroblas 2.Serabut 3.Substansi Dasar
|
|||
3.
|
J.
Ikat Hard Bone
|
|
www.srirandi.com
|
Keterangan:
1.Lamela 2.Canal Pusat 3.Kanalikuli 4.Lakuna
|
|||
4.
|
J.
Ikat Reticuler
|
|
www.4shared .com
|
Keterangan:1.Serabut
Retikulin 2.Sel Retikuleri 3.Inti Sel
|
|||
5.
|
J.
Ikat Elastin
|
|
biologiklaten.wordpress.com
|
Keterangan:
1. inti sel 2. Kondroblas 3.Kondrosit
|
|||
6.
|
J.
Ikat Hialin
|
|
|
Keterangan:
1. Sel 2. Serabut Elastin 3. Substansi
Dasar
|
B.
Pembahasan
Pada praktikum Jaringan
Ikat telah dilakukan pengamatan dengan menggunakan preparat awetan dari adiposa,
elastic fibre, regular connective, reticular connective, tulang keras
(hard-bone) dan tulang kartilago hialin. Pengamatan
pertama dengan menggunakan preparat awetan Adiposa. Berdasarkan pengamatan yang
telah dilakukan terlihat strukturnya yaitu berupa sel yang berisi vakuola
besar, pembuluh darah, matriks (substansi dasar) dan inti sel yang berada di
tepi. Hal tersebut dikarenakan adanya vakuola yang besar membuat inti sel
terdesak ke tepi. Jaringan ini termasuk ke dalam jaringan ikat longgar yang
bersifat khusus. Dan menurut jenisnya termasuk jaringan adiposa putih
(unilacular) karena di dalam selnya terdapat satu vakuola yang berukuran besar
yang disusun oleh trigliserida. Persebarannya bebas. Berada di seluruh tubuh.
Fungsinya untuk menyimpan cadangan energi dalam jangka panjang (Mescher, 2011).
Dapat disimpulkan bahwa sudah sesuai dengan teori yang menyatakan struktur
vakuola yang besar digunakan untuk penyimpanan energi dalam jangka panjang.
Pengamatan kedua, yaitu
dengan menggunakan preparat awetan urat (tendon). Berdasarkan pengamatan
strukturnya yaitu sel fibroblas yang tersebar di sela serabut kolagen dan
substansi dasar yang berwarna bening. Berdasarkan referensi, urat (tendon)
termasuk ke dalam jaringan ikat padat teratur dengan serabut kolagen bertipe
I. Serabut kolagen merupakan penyusun utama jaringan ikat. Oleh
karena itu, sifat jaringan ini fleksibel dan tidak elastik sehingga dapat
menghubungkan antara otot dan tulang (tendon). Dapat disimpulkan bahwa sudah
sesuai referensi yang menyatakan struktur urat yang berserabut kolagen berguna
untuk tahan terhadap renggangan. Selanjutnya yaitu pengamatan terhadap preparat awetan Tulang
Keras (Hard-Bone). Strukturnya terdiri dari sistem harvest, kanal pusat,
lamela, lakuna dan kanalikuli. Berdasarkan referensi yang didapat, tulang keras
termasuk ke dalam jaringan ikat khusus skerosa. Lakuna memiliki pembuluh darah
dan osteosit. Kanalikuli berfungsi untuk sebagai penghubung antar lakuna,
sebagai pertukaran zat antar oesteosit dan pembuluh darah yang berada di dalam
lakuna lainnya dan juga sebagai penjuluran sitoplasma osteosit
(Wonodirekso,2003). Hal ini membuktikan bahwa apa yang diperoleh sudah sesuai
dengan teori. Pengamatan keempat menggunakan preparat awetan Retikuler.
Strukturnya terdiri dari sel retikuler dan inti sel. Berdasarkan referensi yang
ada, termasuk dalam jaringan ikat dewasa yang longgar. Memiliki serat kolagen
yang sangat halus berwarna merah tersusun membentuk suatu kerangka penyokong
seperti jala atau retikulum. Serabut retikuler terdiri atas fibril kolagen
(kolagen tipe III) yang dibalut oleh proteoglikan dan glikoprotein. Sesuai
struktur serat kolagennya yang halus dan dapat menghasilkan substansi dasar
sehingga dapat berfungsi membentuk suatu kerangka penyokong. Hal ini sudah
sesuai dengan teori yang ada.
Selanjutnya yaitu pada preparat awetan Tulang Kartilago
Hialin. Strukturnya terdiri dari inti sel, kondroblas, dan kondrosit.
Berdasarkan referensi yang ada, tulang kartilago hialin termasuk ke dalam
jaringan ikat khusus skerosa tulang rawan. Terdapat perikondrium yang terdiri
atas serat kolagen dengan kondroblas dan kondrosit di antaranya. Makin ke
tengah kondrosit makin membulat atau lonjong. Adanya struktur perikondrium
sebagai pengganti pembuluh darah berkaitan dengan fungsinya yang dikhususkan
untuk penyaluran nutrisi (Wonodirekso, 2003). Penjelasan ini membuktikan bahwa
hasil pengamatan telah sesuai dengan teori yang ada. Pengamatan terakhir
dengan menggunakan preparat awetan Tulang Rawan Elastin. Dari pengamatan
terlihat strukturnya terdiri dari sel itu sendiri yang berwarna kuning,
substansi dasar dan serabut elastin yang berwarna coklat. Menurut referensi
yang ada, tulang rawan elastin memiliki kolagen bertipe II . Termasuk ke dalam jenis
jaringan ikat umum yang bersifat khusus. Warna kekuningan ini dikarenakan
adanya elastin dalam serat elastin (Mescher, 2011). Susunannya jarang-jarang,
serabutnya bercabang dan beranastomase. Terdapat di organ pernapasan dan daun
telinga bagian luar (Tri Jalmo, 2005). Karena dikatakan bahwa struktur serabut
yang elastin khusus untuk daerah yang membutuhkan sokongan elastisitas maka
pengamatan telah sesuai dengan teori yang ada.
Struktur jaringan ikat yaitu sel dan matriks ekstraseluler.
Matriks ekstraseluler terdiri dari serabut dan substansi dasar. Adapun fungsi
dari jaringan ikat, antara lain untuk memberikan penyokong metabolik bagi sel
sebagai medium untuk difusi nutrien dan produk limbah, mengisi, menyimpan,
mentransport, mempertahankan diri, memperbaiki dan mengikat jaringan maupun
sel-sel lain pada organ Jaringan ikat diklasifikasikan menjadi 2 jeni, yaitu jaringan
ikat umum dan jaringan ikat khusus. Jaringan ikat umum dibagi menjadi jaringan
ikat embrionik dengan jenis jaringan mesenkim dan jaringan ikat mukosa serta
jaringan ikat dewasa dengan jenis jaringan ikat longgar dan jaringan ikat
padat. Jaringan ikat longgar terbagi lagi pula nmenjadi jaringan ikat areolar,
jaringan ikat adiposa, dan jaringan ikat retikuler. Dan jaringan ikat padat
terbagi pula menjadi jaringan ikat padat teratur dan jaringan ikat padat tidak
teratur. Sedangkan, jaringan ikat khusus terbagi lagi menjadi jaringan ikat
skerosa dengan jenis jaringan rawan (kartilago) dan tulang. Serta jaringan ikat
pembuluh dengan jenis jaringan darah, limf dan hemopoiesis serta homopoeitik (Tri
Jalmo, 2005).
Kondroblas adalah sel yang yang
berasal dari sel mesenkim dan kemudian membentuk kondrosit. Kondrosit
adalah sel yang tugasnya membentuk proteoglikan dan kolagen rawan sendi atau
lebih dikenal dengan sel rawan. Kondrogenesis merupakan proses
pembentukan tulang rawan yang berasal dari mesenkim embrionik atau proses
kondroblas menjadi kondrosit sebagai bakal untuk membentuk tulang rawan. Indikasi
pertama diferensiasi sel adalah membulatnya sel-sel mesenkim, dengan retraksi
cabang-cabangnya, dan membelah dengan cepat serta membentuk kondensasi sel.
Sel-sel yang terbentuk melalui diferensiasi langsung dari sel-sel mesenkim ini
disebut kondroblas. Kondroblas berdiferensiasi di lapisan internal
perikondrium, berpoliferasi dan menjadi kondrosit yang merupakan penghasil matriks
dan penyintesis kolagen maupun matriks
kolagen lainnya, di saat bersamaan matriks-matriks yang telah dihasilkan
mengelilingi kondroblas dan menyatu dengan tulang rawan yang telah terbentuk.
Osifikasi merupakan proses pembentukan tulang. Ada 2 cara, yaitu
dengan osifikasi intramembranosa dan osifikasi endokondral. Pada osifikasi
intramembranosa, osteoblas berdiferensiasi langsung dari mesenkim dan mulai
menyekresi osteoid. Sedangkan, pada osifikasi endokondral, matriks tulang yang
sudah ada mengalami erosi dan digantikan dengan osteoblas yang menghasilkan
osteoid. Pada kedua proses, jaringan tulang mula-mula tampak sebagai tulang
primer atau tulang anyaman, lalu daerah resorpsi, dan daerah tulang sekunder
yang terlihat berdampingan (Mescher, 2011).
C.
Kesimpulan
Adapun
kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan kali ini, antara lain:
1.
Jaringan
ikat terdiri dari sel dan matriks ekstraseluler;
2.
Jaringan
ini berfungsi untuk mengikat antara jaringan satu dengan yang lainnya;
3.
Jaringan
ikat pada adiposa dan retikuler termasuk jenis jaringan ikat longgar;
4.
Jaringan
ikat pada tendon termasuk jenis jaringan ikat padat;
5.
Jaringan
ikat pada hard bone dan kartilago hialin termasuk jenis jaringan ikat khusus
skerosa;
6.
Jaringan
ikat pada elastin termasuk jenis jaringan ikat umum yang bersifat khusus;
7.
Perbedaan
struktur jaringan ikat pada organ dipengaruhi oleh fungsinya masing-masing.
D.
Daftar
Pustaka
Jalmo,
Tri. 2005. Struktur Hewan. Bandarlampung: Universitas Lampung.
Mescher,
Anthony L. 2011. Histologi Dasar JUNQUEIRA Edisi 12. Jakarta: EGC.
Slonane.
2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC.
Sudarwati,
Lien. 1990. Dasar-dasar Struktur dan Perkembangan Hewan. Bandung: ITP.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar