Sistem Otot dan Peredaran Darah
LAPORAN PRATIKUM STRUKTUR HEWAN
LAPORAN PRATIKUM STRUKTUR HEWAN
Tujuan :
1. Mengetahui letak jaringan tersebut pada
organ.
2. Mengetahui
ciri jaringan yang tampak pada organ.
A. Hasil
Pengamatan
No.
|
Gambar Mikroskop
|
Gambar Tangan
|
Gambar Referensi
|
|
1.
|
Pembuluh arteri & vena
|
|||
Ket : 1.
Tunika Adventisia 2.
Lamina Elastica Eksterna 3.
Tunika Media 4. Lamina
Elastica Interna 5.
Tunika Intima dan 6. Lumen
|
||||
2.
|
Pembuluh Aorta
|
|||
Ket : 1.
Tunika Adventisia 2.
Tunika Media 3. Tunika Intima 4. Lamina Eksterna 5. Lamina Interna 6. Lumen
|
||||
3.
|
Otot polos
|
|||
Ket : 1. Inti Sel (nukleus) 2. Fusifom
|
||||
4.
|
Otot
Rangka (Lurik)
|
|||
Ket : 1.
Inti sel (nukleus) 2. Miofibril
|
||||
5.
|
Otot Jantung
|
|||
Ket : 1) Inti sel (nukleus) 2) Miofibril dan
3) Discus interkalaris
|
||||
B. Pembahasan
Pada
praktikum kali ini yaitu tentang jaringan otot
dan peredaran darah, telah dilakukan pengamatan menggunakan preparat pembuluh nadi
(arteri) & pembuluh balik (vena), pembuluh aorta,
otot polos, otot rangka (lurik) dan otot jantung.
Pengamatan
pertama menggunakan preparat awetan pembuluh
nadi (arteri) & pembuluh balik (vena). Dalam
pengamatan terlihat bagian-bagian
yaitu tunika adventisia, lamina elastica
interna ,tunika media, lamina elastic eksterna ,tunika
intima dan lumen. Dari
referensi,
tunika adventisia tersusun
dari jaringan ikat, tunika media tersusun dari
sel-sel otot polos dan serabut elastin, tunika
intima tersusun dari endothelium. Lamina elastika
interna dan eksterna berfungsi untuk menghantarkan sari-sari
makanan. Berdasarkan teori, struktur berkaitan
dengan fungsi. Struktur pembuluh yang tersusun dari
serabut elastin yang bersifat elastis sesuai
dengan fungsinya yaitu sebagai pemompa darah dan
berkontraksi sehingga dibutuhkan struktur yang elastis (Mescher, 2011).
Selanjutnya yaitu pengamatan pada
pembuluh aorta. Strukturnya yaitu tunika
adventisia, lamina eksterna, tunika media, lamina interna, tunika intima dan lumen. Berdasarkan referensi,
tunika eksterna tersusun dari jaringan ikat karena tertanam
dalam pembuluh darah. Tunika media tersusun dari
otot polos, jaringan ikat fibrosa dan serat kolagen. Dan,
tunika intima tersusun dari jaringan epitel pipih. Pembuluh
aorta memiliki pembuluh besar yaitu vasa vasorum. Jika dibandingkan dengan teori, struktur berkaitan dengan
fungsi yaitu struktur pembuluh besar bertujuan
untuk percabangan pembuluh darah yang akan membentuk
pembuluh darah yang lebih kecil (Mescher, 2011).
Ketiga, yaitu
mengamati otot polos. Strukturnya yaitu tersusun dari satu inti sel
(nukleus) yang letaknya di tengah sel. Bentuk sel berupa
gelendong (fusiform) atau
runcing pada kedua ujungnya dan besar bulat di tengahnya. Berdasarkan referensi
terdapat miofibril yang homogen,
sehingga tidak terlihat adanya pita gelap dan pita terang.
Struktur tiap selnya nya terdiri dari taut celah dimana taut celah berkaitan
dengan fungsinya yaitu untuk dapat menyebarkan
kontraksi antar sel-sel (Mescher, 2011).
Keempat yaitu pengamatan pada preparat otot rangka (lurik).
Strukturnya terdiri dari inti sel yang
banyak, panjang, terletak di tepi sel dekat sarcolemma dan terdapat
miofibril yang menampakkan jelas pita terang dan gelap. Berdasarkan referensi, di
antara serabut otot terdapat jaringan ikat kendur yang disebut endomesium.
Sehingga struktur berkaitan dengan fungsi yakni bertujuan
untuk meneruskan daya mekanis yang ditimbulkan oleh kontraksi sel-sel atau
serabut otot (Mescher, 2011).
selanjutnya pada preparat otot
jantung. Strukturnya terdiri dari inti sel yang
letaknya di tengah, miofibril dan discus
interkalaris. Diskus interkalaris hanya ada pada otot jantung dan
berfungsi sebagai penghubung antar jaringan
yang ada. Selnya berbentuk serabut bercabang dan beranastomase membentuk
anyaman yang rapat. Berdasarkan referensi ada 3
jenis hubungan yaitu fasia adheren, makula adherens (desmosom) dan gap
junction. Struktur berkaitan dengan fungsinya yaitu dalam
mencegah agar sel tersebut tidak terpisah pada saat aktivitas kontraksi yang
berlangsung konstan (Tri Jalmo, 2005).
Darah
merupakan suatu jaringan ikat khusus yang tersusun dari materi ekstra sel
cair yang disebut plasma. Sel darah yang
beredar dalam plasma darah terdiri dari
eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel darah putih) dan trombosit (keping
darah). Plasma darah adalah suatu larutan yang
mengandung air (90%) dan zat terlarut (10%) yang terdiri dari Protein plasma (albumin,
globulin, fibrinogen) 7%, senyawa Organik (as. amino, glukosa, vitamin, lemak)
2.1% dan garam organik (sodium, pottasium, calcium) 0.9%. Eritrosit mengandung protein yang sangat
penting yaitu globin yang dikonjugasikan dengan pigmen hem membentuk hemoglobin
untuk mengikat oksigen yang akan diedarkan ke seluruh
bagian tubuh. Eritrosit dibatasi oleh membran plasma
yang bersifat semipermeable yang berfungsi untuk
mencegah agar koloid yang dikandungnya tetap di dalam.
Leukosit memiliki inti dan
berperan
dalam pertahanan seluler dan humoral organisme terhadap zat asing. Jenis-jenis
leukosit, yaitu neutrofil, eosinofil, basofil, limfosit,
dan monosit. Trombosit berbentuk
keping-kepingan sitoplasma berukuran 2-5 μm dengan dikelilingi membran plasma. Trombosit khusus terdapat dalam
darah mamalia. Tidak memiliki inti dan cenderung untuk menggumpal. Diperkirakan
jumlahnya sekitar 150.000-300.00setiap
μl, sedangkan umurnya sekitar 8 hari (Nurcahyati, 2005).
Perbedaan antara
otot polos, otot rangka dan otot jantung. Otot
polos bentuknya gelendong,
jumlah inti sel satu terletak di tengah, sistem kerjanya secara tidak sadar
(involunter), miofibril homogen sehingga tidak menampakkan pita gelap dan
terang, terdapat di organ dalam. Otot rangka bentuknya
panjang, inti selnya banyak dan berada di tepi dekat sarcolemma, miofibril
menampakkan sangat jelas pita gelap dan terangnya, bekerja secara sadar, terdapat
pada rangka. Otot Jantung bentuknya
memanjang, bercabang dan dapat beranastomase, inti sel berjumlah satu atau dua,
miofibril agak menampakkan pita gelap dan terang, bekerja
secara tidak sadar, hanya terdapat pada jantung (Jalmo, 2005).
Perbedaan
pembuluh arteri dan vena. Pembuluh arteri membawa
darah yang mengandung oksigen dari jantung ke
seluruh tubuh, kecuali arteri pulmonalis; memiliki
lumen sempit; berdinding tebal, tinggi berotot, kecuali arteri tengkorak dan tulang punggung; katupnya terdapat
di pangkal pembuluh darah; darah di arteri bergerak dengan
tekanan; tunika
media lebih tebal; dan jika dinding arteri terluka darah
keluar seperti ‘air mancur’ di daerah besar di sekitar arteri. Sedangkan pembuluh vena membawa darah terdeoksigenasi dari seluruh
tubuh ke jantung, kecuali vena pulmonalis; berdinding tipis; lumen
lebar; katupnya berada
di sepanjang pembuluh; darah dalam pembuluh darah vena bergerak di bawah tekanan yang sangat rendah; tunika medianya lebih tipis; dan jika dinding vena terluka, darah
yang keluar, mengumpul di tempat di daerah kecil di sekitar vena (Sudarwati, 1990).
Proses
sistem sirkulasi kapiler, ketika kapiler mengantar gizi ke jaringan dan mengambil kotoran, kapiler mengambil cairan
agak sedikit daripada yang mereka antarkan sedangkan protein darah yang penting meresap ke
jaringan. Dibutuhkan
sistem limfatik tubuh. Sistem ini dapat
mengumpulkan semua cairan yang berlebihan, yang disebut
limfa, dan mengembalikannya ke aliran darah melalui vena besar di dasar leher
dan di dada. Beberapa kategori dari pembuluh limfatik yaitu: yang terkecil,
kapiler limfa, berada di lapisan-lapisan kapiler darah dengan daya serap tinggi,
pembuluh-pembuluh kecil ini menyerap cairan yang berlebihan dan menyalurkannya
ke pembuluh-pembuluh pengumpul limfa yang lebih besar yang membawa limfa ke
batang limfa. Semua ini bergabung membentuk pipa-pipa limfa, yang, selanjutnya,
mengalirkan muatannya ke vena-vena. Limfa mengalir hanya ke satu arah ke
jantung. Karena
itu, pembuluh limfatik tidak membentuk sirkuit seperti sistem kardiovaskular.
Aksi otot yang lemah pada pembuluh limfa, ditambah dengan getaran dari
arteri-arteri di dekatnya dan gerakan anggota badan, membantu untuk mengeluarkan cairan
limfa melalui sistem itu (Slonane,
2004).
Peredaran
darah besar merupakan peredaran darah dari jantung ke seluruh tubuh, kecuali
paru-paru. Peredaran darah besar dimulai dari bilik kiri jantung menuju ke
tubuh bagian atas dan bagian bawah dengan membawa oksigen ke seluruh sel-sel
tubuh. Kemudian, darah masuk kembali ke jantung melalui serambi kanan dengan
membawa karbon dioksida. Pada sistem peredaran darah besar, ada suatu sistem
peredaran darah yang disebut sistem porta hepatica. Dalam sistem
porta ini, sebelum darah kembali ke jantung darah terlebih dahulu masuk ke
dalam hati untuk dibersihkan dari racun-racun yang diserap oleh usus halus.
Selanjutnya, darah kembali ke jantung melalui pembuluh balik (vena).
Jalurnya dari
Jantung (Bilik kiri/ventrikel kiri) ke
Aorta ke Arteri ke Arteriola ke Jaringan tubuh ke Venula ke
Vena ke Vena cava ke Jantung (Serambi kanan/atrium kanan) (Anonim, 2009).
Sedangkan,
peredaran darah kecil adalah peredaran darah dari jantung ke paru-paru
dan kembali ke jantung. Peredaran darah kecil dimulai dari bilik kanan
jantung, mengangkut karbon dioksida menuju ke paru-paru kanan dan paru-paru
kiri. Itulah sebabnya darah yang berasal dari paru-paru kanan dan kiri
kaya akan oksigen. Selanjutnya darah kembali ke jantung melalui serambi
kiri. Jalurnya dari Jantung (bilik kanan/ventrikel kanan) ke Arteri pulmonalis ke Paru – paru ke Vena pulmonalis ke Jantung (serambi kiri/atrium kiri) (Anonim,
2009).
Lumen
pada pembuluh arteri lebih kecil daripada lumen di pembuluh vena, hal ini
dikarenakan lapisan tunika media di pembuluh arteri lebih tebal sehingga
membuat lumen terdesak mengecil. Dan karena adanya perubahan-perubahan keadaan
fisiologis organ terkait yang mempengaruhi perubahan diameter lumen pembuluh
ini dalam mengatur tekanan darah, aliran darah, suhu , dan konservasi panas di daerah
tertentu (Mescher, 2011).
Aliran
darah pembuluh arteri lebih kuat jika
dibandingkan
dengan aliran darah pembuluh vena. Aliran darah pembuluh
arteri dipengaruhi oleh kekuatan kontraksi otot jantung yang berfungsi untuk
mengedarkan darah ke seluruh tubuh, serta memiliki lapisan elastis yang tebal
sehingga menjadikan arteri lebih kuat dan elastis untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh (Anonim,
2006).
Inti
sel otot rangka (lurik)
terletak di tepi hal tersebut dikarenakan inti sel
terbentuk akibat adanya peleburan sel mesenkimal embrional atau mioblas.
Sehingga peleburannya menjadi terdesak
ke tepi sel yang berada di bawah membran sel dan akan membentuk
organel inti sel (Mescher, 2011).
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan
kali ini, antara lain:
1. Pembuluh
arteri tersusun dari tunika adventisia, lamina
elastica eksterna ,tunika media, lamina
elastica interna, tunika intima dan lumen.
2. Pembuluh
vena tidak memiliki lamina, tersusun dari tunika
adventisia, tunika media, lumen dan terdapat katup disepanjang
pembuluh vena karena agar darah kotor yang dibawanya
tidak kembali lagi, jadi sebagai penghalang.
3. Lumen
di pembuluh arteri lebih kecil dari lumen di
pembuluh vena, karena lapisan tunika media di pembuluh arteri
lebih tebal daripada di vena sehingga membuat
lumen terdesak mengecil.
4. Lamina
elastica interna & eksterna pada pembuluh arteri berfungsi untuk menghantarkan
nutrisi/sari-sari makanan.
5. Pembuluh aorta bentuknya lebih besar dibanding pembuluh darah lainnya.
6. Otot
polos banyak terdapat di organ bagian dalam, sedangkan otot rangka terdapat di
rangka, dan otot jantung hanya terdapat di jantung.
7. Otot
polos bentuknya gelendong, miofibrilnya
homogen sehingga tidak menampakkan pita gelap dan terangnya, dan sistem
kerjanya secara tidak sadar atau involunter. Otot
lurik berbentuk panjang, miofibrilnya menampakkan jelas pita gelap dan
terangnya, dan sistem kerjanya secara sadar atau volunter. Otot jantung berbentuk memanjang,
bercabang, dan dapat beranastomase, miofibrilnya agak menampakkan pita gelap
& terangnya, sistem kerjanya secara tidak sadar atau involunter.
B. Daftar
Pustaka
Jalmo, Tri. 2005. Struktur Hewan. Bandarlampung: Universitas Lampung.
Mescher, Anthony L. 2011. Hitologi Dasar JUNQUEIRA Edisi 12. Jakarta: EGC.
Nurcahyani, Nuning.
2005. Struktur dan Perkembangan Hewan.
Bandar Lampung: UNILA.
Slonane. 2004. Anatomi
dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC.
Sudarwati,
Lien. 1990. Dasar-dasar Struktur dan
Perkembangan Hewan. Bandung: ITP.
Anonim. 2006. Peredaran
Darah Manusia & Pembuluh Darah. Diunduh dari http://saniwira.wordpress.com/2006/07/18/5-peredaran-darah-manusia/pembuluh-darah/ pada
hari Kamis,
tanggal 2 Oktober 2014 pukul 12.30
WIB.
Anonim. 2009. Peredaran
Darah Besar Kecil Manusia. Diunduh dari http://hikmat.web.id/ pada hari Kamis, tanggal 2 Oktober 2014 pukul 09.00 WIB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar