Sabtu, 25 April 2015

JARINGAN EPITEL




JARINGAN EPITEL
 (Laporan Praktikum Struktur Hewan)

Tujuan        : 1. Mengetahui letak jaringan epitel pada hewan
                     2. Mengetahui ciri jaringan yang tampak pada organ
A.    Hasil Pengamatan

No.
Gambar Tangan
Gambar Preparat
Gambar Reverensi
1.       

Description: E:\PRAK SH\1\KULIT.jpg
Epitel Pada Kulit
Description: E:\PRAK SH\1\S H\kulit.jpg
Keterangan:
1.Keratin
2.Jaringan Epitel
3.Zat Keratin
4.Membran Basal
Keterangan:
1.Keratin
2.Jaringan Epitel
3.Zat Keratin
4.Membran Basal
2.       

Description: E:\PRAK SH\1\USUS HALUS.jpg
Epitel Usus Halus
Description: E:\PRAK SH\1\S H\usushalus.jpg
Keterangan:
1.Epitel
2.Mikrofili
3.Lumen
4.Membran Basal
Keterangan:
1.Epitel
2.Mikrofili
3.Lumen
4.Membran Basal
3.       

Description: E:\PRAK SH\1\vesica urinaria.jpg
Epitel Vesica Urinaria
Description: E:\PRAK SH\1\S H\epitel-transisional-1.jpg
Keterangan:
1.Inti Sel
2.Sel Epitel
3.Membran Basal
4.Jaringan Ikat
5.Jaringan Otot
Keterangan:
1.Inti Sel
2.Sel Epitel
3.Membran Basal
4.Jaringan Ikat
5.Jaringan Otot
4.       

Description: E:\PRAK SH\1\ginjal.jpg
Epitel Pada Ginjal
Description: E:\PRAK SH\1\S H\ginjal.jpg
Keterangan:
1.Inti Sel
2.Sel Epitel
3.Membran Basal
Keterangan:
1.Inti Sel
2.Sel Epitel
3.Membran Basal
5.       

Description: E:\PRAK SH\1\rongga hidung.jpg
Epitel Rongga Hidung
Description: E:\PRAK SH\1\S H\rongga.jpg
Keterangan:
1.Selia
2.Inti
3.Sel Epitel
4.Membran Basal
Keterangan:
1.Selia
2.Inti
3.Sel Epitel
4.Membran Basal
6.       

Description: E:\PRAKTIKUM S3\PRAK SH\1\silindris.jpg
Epitel Silindris
Description: E:\PRAK SH\1\S H\epitel-selapis-silindris1.jpg
Keterangan:
1.Epitel Silindris
2.Membran Basal
Keterangan:
1.Epitel Silindris
2.Membran Basal
7.       

Description: E:\PRAKTIKUM S3\PRAK SH\1\esofagus.jpg
Epitel Esophagus
Description: E:\PRAK SH\1\S H\esophagus3.jpg
Keterangan:
1.Lumen
2.Epitel
3.Membran Basal
4.Jaringan Ikat
Keterangan:
1.Lumen
2.Epitel
3.Membran Basal
4.Jaringan Ikat

B.     Pembahasan

Pengamatan yang pertama yaitu pada jaringan epitel di kulit manusia. Jaringan epitel pada bagian ini termasuk jenis epitel berlapis banyak pipih menanduk, hal tersebut dikarenakan terdapat keratin dengan jumlah yang banyak. Keratin merupakan hasil rekonstruksi dari inti sel dengan organel. Di bawah keratin terdapat zat keratin. Di sekitaran zat keratin terdapat jaringan epitel yang disusun oleh sel berbentuk pipih yang jumlahnya lebih dari satu dan  rapat karena berfungsi sebagai pelindung dan bertumbu pada membran basal. Dari data pengamatan sudah sesuai dengan teori, karena epitel berlapis banyak pipih menanduk terdapat pada epidermis kulit.

Pengamatan yang kedua pada jaringan epitel usus halus. Epitel ini tersusun dari selapis sel berbentuk silindris, sehingga termasuk jenis epitel selapis silindris. Pada jaringan epitel ini terdapat mikrofili yang berfungsi membantu penyerapan nutrisi. Hasil pengamatan sudah sesuai teori, karena epitel silindris selapis terdapat di usus halus untuk penyerapan nutrisi.

Pengamatan selanjutnya pada epitel yang terdapat di Vesica urinaria. Epitel ini termasuk jenis epitel transisional, karena tersusun dari berlapis sel yang bentuknya dapat berubah dan dapat menggembung yang dikarenakan untuk menahan regangan dan tekanan. Hal ini sesuai dengan teori karena fungsinya sebagai tempat penyimpanan urine.

Pada pengamatan jaringan epitel di ginjal terlihat tersusun dari selapis sel yang berbentuk kubus, sehingga termasuk jenis epitel selapis kubus. Sel berbentuk kubus ini dimaksudkan untuk menunjang fungsi ginjal sebagai alat sekresi dan juga melindungi permukaan ginjal. Hal ini sudah sesuai dengan teori yang ada yaitu ginjal merupakan alat sekresi.

Pengamatan kelima yaitu pada jaringan epitel yang ada di rongga hidung. Epitel ini tersusun atas sel-sel bentuk batang yang berekatan satu sama lain namun tidak semua selnya mencapai permukaan dan terdapat silia pada epitel. Karena susunan selnya seperti itu maka epitel ini termasuk jenis epitel silindris berlapis semu bersilia. Jenis epitel tersebut menunjang fungsinya untuk  mengeluarkan debu yang terperangkap pada lendir dari paru-paru.

Selanjutnya yaitu pengamatan pada jenis epitel silindris. Pada jaringan epitel ini tersusun atas selapis sel berbentuk silindris. Epitel jenis ini biasanya terdapat pada saluran pencernaan dan berfungsi untuk penyerapan nutrisi di usus dan sekres. Hal ini sudah sesuai dengan teori yang ada.

Pengamatan terakhir yang dilakukan adalah pada jaringan epitel yang terdapat di esophagus. Jaringan epitel ini tersusun atas banyak sel-sel yang berbentuk pipih, pada jaringan ini terdapat keratin namun tidak sebanyak pada epitel di permukaan kulit. Karena strukturnya jaringan epitel ini termasuk ke dalam jenis epitel pipih berlapis banyak tidak menanduk. Struktur penyusun jaringan dengan banyak sel yang pipih dimaksudkan untuk mengoptimalkan fungsi dari jaringan tersebut yaitu sebagai pelindung, sesuai dengan teori yang ada.

Salah satu ciri khas jaringan epitel adalah tersusun oleh sel-sel yang saling berdempetan dan rapat menutupi permukaan internal dan eksternal. Sel-sel yang kuboid dalam bentuk dengan beberapa lapisan. Ada membran basal yang memisahkan jaringan epitel dari jaringan lain. Sel-sel yang uninukleat dengan inti tunggal yang besar. Sel yang penuh dengan sejumlah besar jelas, sitoplasma yang transparan. Sel-sel berkembang biak dengan proses mitosis sederhana.

Terdapat 2 jenis epitel, yaitu epitel selapis dan berlapis. Epitel selapis dibedakan menjadi 4 jenis, antara lain: Pertama ,Epitel pipih selapis yaitu jaringan yang disusun oleh selapis sel yang berbentuk pipih. Sel-sel pada jaringan epitel pipih selapis tersusun sangat rapat. Epitel ini terdapat pada jaringan epitelium pembuluh getah bening, pembuluh darah kapiler, selaput pembungkus jantung, paru- paru, ginjal dan selaput perut  berfungsi pada proses difusi, osmosis, filtrasi, dan sekresi. Kedua, Epitel kubus selapis yaitu jaringan epitel kubus selapis disusun oleh selapis sel yang berbentuk kubus. Epitel ini terdapat pada permukaan ovarium, lensa mata, nefron ginjal dan kelenjar tiroid berfungsi untuk sekresi dan sebagai pelindung. Lalu ada Epitel silindris selapis, yaitu jaringan yang disusun oleh selapis sel yang berbentuk silindris (memanjang). Epitel ini terdapat pada kelenjar pencernaan, jonjot usus,  kantung empedu,  lambung (ventrikulus) dan usus (intestinum), berfungsi untuk penyerapan nutrisi di usus dan sekresi. Ketiga, Epitel silindris selapis bersilia yaitu jaringan epitel yang berbentuk seperti epitel silindris berlapis, hanya saja memiliki silia. Epitel  ini dapat ditemukan di dinding dalam  rongga hidung, saluran trakea, bronkus dan dinding dalam saluran oviduk. Fungsi dari epitel silindris yaitu; sebagai penghasil lendir  untuk menangkap benda asing yang masuk dan dapat menghalau benda asing yang masuk dengan getaran silianya. Dan Epitel silindris berlapis semu, yaitu epitel yangi terdiri atas sel-sel bentuk batang yang berekatan satu sama lain dan tidak semua selnya mencapai permukaan sehingga menyerupai epitel berlapis.Terdapat pada rongga hidung dan saluran pernapasan. Epitel ini berfungsi untuk  mengeluarkan debu yang terperangkap pada lendir dari paru-paru.
Epitel berlapis dibedakan menjadi 5 jenis, antara lain: Pertama, Epitel pipih berlapis banyak yang disusun oleh sel berbentuk pipih yang jumlahnya lebih dari satu dan  rapat karena berfungsi sebagai pelindung. Terletak  pada rongga mulut, rongga hidung, esofagus, telapak kaki dan vagina. Lalu Epitel kubus berlapis yang disusun oleh sel bentuk kubus yang jumlahnya lebih dari satu. Karena fungsinya dalam sekresi dan absorpsi, serta melindungi dari gesekan dan pengelupasan, maka jaringan ini terletak pada folikel ovarium, permukaan ovarium, testis, saluran kelenjar minyak dan kelenjar keringat. Ketiga, Epitel silindris berlapis yang disusun oleh sel bentuk silindris yang jumlahnya lebih dari satu dengan fungsinya dalam sekresi dan pelindung. Jaringan ini terdapat pada  laring, faring, trakea dan kelenjar ludah. Keempat, Epitel transisional yang disusun oleh berlapis-lapis sel yang bentuknya dapat berubah dan permukaan lapisannya dapat menggembung. Terdapat pada ureter, uretra, saluran pernapasan dan kantung kemih. Fungsi jaringan ini adalah sebagai pelindung,  kelenjar, penerima rangsang dan sebagai lalu lintas keluar masuknya zat. Dan terakhir ada Epitel kelenjar yang tersusun dari berbagai jenis sel dalam strukturnya, tetapi mereka biasanya kuboid dalam bentuk. Jaringan  ini berperan dalam sekresi senyawa untuk membantu proses fisiologis. Epitel kelenjar adalah jenis jaringan epitelium yang bertanggung jawab untuk pembentukan kelenjar.

Kelenjar dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu kelenjar endokrin dan kelenjar eksokrin.
Kelenjar endokrin merupakan kelenjar buntu yang tidak memiliki saluran, sehingga hasil sekresi langsung masuk ke peredaran darah. Senyawa yang dihasilkan disebut hormon. Contohnya  kelenjar timus, kelenjar adrenal, kelenjar paratiroid dan kelenjar tiroid. Kelenjar eksokrin merupakan kelenjar yang sekresinya melalui saluran khusus. Kelenjar ludah, kelenjar keringat dan pankreas adalah contoh kelenjar yang membantu metabolisme, sedangkan feromon adalah kelenjar yang berperan dalam  komunikasi.

Epitel kelenjar merupakan jaringan epitel multi-fungsional. Ini menggabungkan dengan jaringan lain dari tubuh untuk melakukan berbagai fungsi penting dalam tubuh. Setiap kelainan pada jaringan ini secara langsung mengarah pada disfungsi kelenjar yang bersangkutan. Sekresi adalah fungsi utama dari epitel kelenjar. Ini terdiri dari sel-sel goblet yang mengkhususkan diri dalam sintesis dan sekresi beberapa bahan kimia. Bahkan sel-sel epitel kolumnar yang normal menjadi spesialis dalam sintesis kimia seperti enzim, hormon, susu, lendir, keringat, lilin dan air liur. Kelenjar epitelium hadir dalam lapisan usus membantu dalam penyerapan nutrisi. Dengan demikian, membantu dalam proses pencernaan. Epitel kelenjar eksokrin dalam kelenjar mengeluarkan lendir yang diangkut oleh jaringan pembuluh darah. Epitel kelenjar endoserviks dikaitkan dengan berbagai fungsi seksual. Ini mencakup sekresi cairan pelumas selama gairah seksual. Selain itu, juga berkaitan dengan berbagai fungsi reproduksi.

MODIFIKASI PADA PERMUKAAN ATAS EPITEL
Ada lima macam modifikasi pada permukaan atas epitel. Yang pertama Mikrovili, merupakan tonjolan sitoplasma berbentuk silindris yang terdapat pada permukaan bebas sel epitel. Fungsi dari mikrovili adalah untuk memperluas permukaan agar dapat meningkatkan daya absorbsi sel-sel epitel usus. Pada permukaan mikrovili usus terdapat suatu enzim yang dapat memecahkan bahan makanan agar dapat diabsorbsi. Kedua Stereocilia, merupakan jenis mikrovili yang berukuran sangat panjang. Jenis mikrovili ini terdapat pada permukaan epitel duktus epididimis dan duktus deferens yang berfungsi mengatur keadaan lingkungan untuk pematangan sperma. Lalu ada Kinociliaatau yang biasa disebut dengan cilia, merupakan tonjolan yang berbentuk sebagai bulu halus dan bersifat motil (bergerak). Keempat Crusta,bangunan ini merupakan pemadatan sitoplasma di dekat permukaan bebas sel epitel misalnya pada epitel transisional dengan maksud melindungi sel terhadap pengaruh kimiawi di luarnya. Dan Cuticula, struktur ini merupakan bahan yang disekresikan oleh sel epitel yang kemudian diletakkan sebagai kerak di luar sel epitel. Struktur khusus ini dapat ditemukan sebagai capsula lentis.

MODIFIKASI PADA PERMUKAAN LATERAL
Selanjutnya ada modifikasi pada permukaan lateral sel epitel. Tight junction yang terletak pada permukaan epitel, dimana celah antara 2 sel sangat sempit karena membran sel melebur. Fungsi Zonula occludens rupanya untuk memisahkan celah ekstraselluler dengan lumen yang dibatasi oleh epitel bersangkutan. Lalu Intermediate junction, letaknya di bawah zonula occludens, dimana ada suatu ruang yang memisahkan membran tersebut dan terisi oleh polisakarida padat. Fungsinya untuk perlekatan mekanik antar sel yang berdekatan pada epitel atau jaringan lain (sebagai rangka sel) dan membantu proses pengaliran zat-zat. Selanjutnya Desmosome,  letaknya di bawah zonula adhaerens, biasanya berbentuk bulat atau oval. Bentuk hubungan tersebut memberikan kesan bahwa dua sel yang berdekatan tersebut menempel satu sama lain. Fungsi desmosome rupanya sebagai tempat penempelan mekanik antar 2 sel yang berdekatan. Sebagai contoh banyak dijumpai pada epitel berlapis yang banyak mengalami tekanan seperti pada epitel dermis dan pada serviks, juga epitel simpleks kolumner. Terakhir Gap junction ,termasuk hubungan interseluler yang mempunyai katagori hubungan komunikasi antar sel. Terdapat sebagai celah antara sel endotel pada dinding kapiler. Pada beberapa jaringan, penggandengan sel melalui nexus menunjukkan fungsi yang menonjol. Misalnya penggandengan secara listrik akan mensinkronkan kontraksi otot jantung dan otot polos yang perlu untuk peristaltik.

MODIFIKASI PADA PERMUKAAN BASAL
Ada beberapa modifikasi pada permukaan basal epitel yaitu: Pertama ,membran basal merupakan kondensasi bahan mukopolisakarida dan protein yang terdapat di bawahpermukaan basal semua epitel, walaupun ketebalannya tidak selalu sama. Contohnya epidermis kulit. Lalu ada Invaginasi basal yang merupakan bagian basal dari membran terlihat sebagai bangunan yang berkelok-kelok. Fungsinya untuk memperluas permukaan sekresi dan absorbsi. Contohnya pada sel-sel tubuli ginjal. Ketiga ,Caveolae yang merupakan bangunan seperti tonjolan ke dalam sel. Dan terakhir ,Hemidesmosome yaitu bangunan yang terdapat di bagian dasar sel epitelyang berdekatan dengan jaringan pengikat di bawahnya, dimana bentuknya menyerupai desmosome tetapi hanya separuh.

C.     Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan terhadap 7 preparat awetan, dapat diambil kesimpulan bahwa :
1.      Ada 2 jenis umum jaringan epitel, yaitu epitel selapis dan berlapis.
2.      Epitel yang terdapat pada kulit manusia termasuk jenis epitel berlapis banyak pipih menanduk, karena tersususun dari banyak sel pipih dan juga keratin.
3.      Epitel pada usus halus termasuk jenis epitel silindris selapis, karena tersusun dari selapis sel silindris.
4.      Epitel pada Vesica urinaria termasuk jenis epitel transisional, karena tersusun dari sel-sel yang dapat berubah bentuk karena pengaruh tekanan dan regangan.
5.      Epitel pada ginjal termasuk jenis epitel selapis kubus yang disusun oleh selapis sel bentuk kubus.
6.      Epitel pada rongga hidung termasuk jenis epitel berlapis semu bersilia, karena tersusun atas selapis sel yang susunannya tidak sama sehingga seperti berlapis.
7.      Epitel silindris tersusun dari selapis sel berbentuk silindris yang biasanya terdapat pada saluran pencernaan, berfungsi sebagai penyerap nutrisi.
8.      Dan yang terahir epitel pada esophagus yang termasuk jenis epitel pipih berlapis banyak tidak menanduk, karena tersusun atas berlapis sel-sel bentuk pipih dengan keratin yang jumlahnya sedikit. Perbedaan jenis jaringan epitel pada tiap bagian organ dikarenakan menyesuaikan dengan fungsi dari tiap-tiap organ tersebut.
9.      Perbedaan struktur dari masing-masing jaringan epitel tergantung pada fungsi dari jaringan tersebut di tempatnya berada.

D.    Daftar Pustaka
Adnan. 2008. Struktur Hewan. Makassar: Makassar State University Press.
Jalmo, Tri. 2005. Struktur Hewan. Bandarlampung: Universitas Lampung.
Slonane. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Sudarwati, Lien. 1990. Dasar-dasar Struktur dan Perkembangan Hewan. Bandung: ITP.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar