Sistem Saraf dan Sistem Pernafasan
LAPORAN PRATIKUM
STRUKTUR HEWAN
Tujuan :
Mengetahui ciri-ciri
yang tampak pada organ-organ saraf dan pernafasan
A.
Hasil Pengamatan
No.
|
Gambar
Pengamatan
|
Gambar
Tangan
|
Gambar
Referensi
|
1.
|
Cerebrum
|
||
Keterangan: 1. Lapisan molekular 2. Substansi grisea 3.
Substansi alba
|
|||
2.
|
Spinal
Cord
|
||
Keterangan: 1. Kanal pusat 2. Substansi grisea 3.
Substansi alba
|
|||
3.
|
Trakea
|
||
Keterangan:1. Jaringan epitel 2. Jaringan ikat 3.Sel
goblet 4. Perikondrium 5. Kartilago hialin
|
|||
4.
|
Cerebellum
|
||
Keterangan: 1. Lamina molekular 2. Lapisan parkinje 3.
Substansi alba 4. Lapisan sel-sel glandula
|
|||
5.
|
Rongga Hidung
|
||
Keterangan: 1. Silia 2. Sel goblet 3. Membran basal
|
|||
6.
|
Paru-paru
|
||
Keterangan: 1. Alveolus 2. Jaringan epitel 3. Bronkus
4. Serabut retikulin
|
B.
Pembahasan
Pada praktikum tentang sistem saraf ada 3 preparat yang
diamati, yaitu cerebrum, spinal cord, dan cerebellum. Sedangkan pada pengamatan
tentang sistem pernafasan ada 3, yaitu trakea, rongga hidung, dan paru-paru.
Pada pengamatan pertama yaitu preparat cerebrum. Struktur
bagiannya tersusun dari lapisan molekular, substansi grisea, dan substansi alba.
Berdasarkan teori yang ada, lapisan molekular tersusun dari akson-akson yang
tidak bermielin, sunstansi grisea berwarna keabuan karena tersusun dari sel
parkinje, sedangkan substansi alba berwarna lebih putih karena mengandung
akson-akson yang bermielin. Pada substansi grisea terdapat badan sel neuron dan
juga dendrit, karena berfungsi untuk mengirimkan implus (Mescher,
2011).
Pengamatan kedua pada spinal cord. Strukturnya tersusun
dari kanal pusat, substansi alba, dan substansi grisea. Berdasarkan teori yang
ada, substansi alba mengandung akson-akson yang bermielin, sedangkan substansi
grisea mengandung sel parkinje yang ukurannya lebih besar dibanding dengan
sel-sel lainnya. Letak substansi alba adalah di bagian luar dari substansi
grisea. Hal tersebut disebabkan karena spinal cord berfungsi untuk mengirimkan
rangsangan dari sum-sum tulang belakang ke otak, dan dari otak ke sumsum tulang
belakang (Mescher, 2011).
Selanjutnya yaitu pengamatan pada trakea. Trakea tersusun
dari jaringan epitel, jaringan ikat, sel goblet, perikondrium, dan kartilago
hialin. Berdasarkan teori yang ada, jaringan epitel yang ada yaitu berjenis
epitel berlapis banyak semu bersilia dengan sel-sel gadda. Adanya struktur
kartilago hialin yang berbentuk seperti huruf C sesuai dengan fungsinya yaitu agar
mampu menahan tekanan supaya lumen pada trakea tidak tertutup dan selalu
terbuka (Nurcahyani, 2005).
Lalu pengamatan pada cerebellum. Strukturnya tersusun
dari lamina molekular, lapisan purkinje, substansi alba, dan lapisan sel-sel
glandula. Berdasarkan teori yang ada, lapisan molekular tersusun dari
akson-akson yang tidak bermielin, substansi alba berwarna lebih putih karena
mengandung akson-akson yang bermielin, sedangkan substansi grisea berwarna
keabuan karena tersusun dari sel-sel parkinje. Pada substansi alba tidak
terdapat badan sel neuron, namun terdapat mikroglea. Struktur yang demikian
dimaksudkan karena mikroglea berfungsi sebagai pelindung sel-sel saraf (Nurcahyani,
2005).
Pengamatan kelima pada rongga hidung. Strukturnya
tersusun dari silia, sel goblet, dan membran basal. Berdasarkan teori yang ada,
rongga hidung merupakan salah satu bagian utama dari saluran udara di dalam
tubuh. Silia terletak paling luar dimaksudkan karena fungsinya sebagai
penyaring kotoran-kotoran yang ikut masuk melalui udara ke dalam rongga hidung
(Mescher, 2011).
Pengamatan yang terakhir yaitu pada paru-paru.
Strukturnya tersusun dari alveolus, bronkus, jaringan epitel, dan serabut
retikulin. Berdasarkan teori yang ada,
serabut retikulin pada paru-paru tersusun dari pembuluh darah dan
kolagen. Jaringan epitel yang terdapat pada bronkus adalah epitel silinder
berlapis semu bersilia. Adanya struktur epitel tersebut pada paru-paru
dikarenakan sesuai dengan fungsi paru-paru yaitu sebagai salah satu bagian dari
sitem pernafasan, jaringan epitel yang bersilia berfungsi untuk menyaring
kembali kotoran-kotoran yang ikut masuk ke dalam paru-paru melalui udara yang
dihirup (Mescher, 2011).
Pembahasan selanjutnya
yaitu tentang sel-sel saraf. Neuron adalah sel-sel yang ditemukan dalam sistem
saraf yang disebut sel-sel saraf. Sel-sel saraf tersusun dari sel-sel khusus
yang dirancang untuk merangsang sel-sel lain dalam tubuh agar dapat
berkomunikasi. Sel-sel ini bersifat excitable, yang akan berfungsi apabila
menggunakan rangsangan listrik. Melalui ‘pesan’ listrik yang dikenal sebagai
potensial aksi, neuron dapat melakukan tindakan dalam sel target mereka. Neuron
terbagi dalam tiga kelas fungsional yang berasal dari jumlah ekstensi sel yang
ditemukan pada badan sel, atau soma; antara lain unipolar, bipolar, dan
multipolar. Sel-sel neuron saraf unipolar memiliki satu ekstensi yang terhubung
ke soma tersebut, dan sering digunakan dalam aferen (melibatkan indra) fungsi
sistem saraf. Neuron bipolar memiliki dua proyeksi, dan digunakan dalam deteksi
arti khusus, seperti dalam bau dan penglihatan. Neuron multipolar memiliki
banyak ekstensi sel, termasuk dendrit (menerima jalur), dan biasanya satu akson
(memberikan jalur) (Cahyadi, 2012).
Pembahasan tentang
struktur substansi alba dan grisea. Pertama substansi
alba mengandung
akson-akson yang bermielin, berfungsi
menghantarkan impuls menuju ke otak dan dari otak ke efektor. Substansi
grissea mengandung serat-serat saraf yang tidak bermielin dan sinapsis. Bagian Substansi grissea dibedakan menjadi dua, yaitu akar
dorsal dan akar ventral. Di dalam akar dorsal terdapat saraf sensori/aferen
yang dendritnya berhubungan dengan reseptor. Akar ventral mengandung badan sel
saraf motor/eferen yang membawa impuls dari otak ke efektor (Anonim, 2009).
Ada 3 macam
saraf, yaitu sensorik, motorik dan penghubung. Pertama, sel saraf sensorik adalah sel saraf yang
berfungsi menerima rangsangan dari reseptor yaitu alat indera dan
meneruskan rangsangan ke sistem saraf pusat. Lalu, sel saraf motorik adalah sel saraf yang
berfungsi mengantarkan rangsangan ke efektor yaitu otot dan kelenjar.
Rangsangan yang diantarkan berasal atau diterima dari otak dan sumsum tulang
belakang. Dan sel saraf penghubung, adalah sel saraf yang
berfungsi menghubungkan sel saraf satu dengan sel saraf lainnya. Sel saraf ini
banyak ditemukan di otak dan sumsum tulang belakang. Sel saraf yang dihubungkan
adalah sel saraf sensorik dan sel saraf motorik. Saraf yang satu dengan saraf
lainnya saling berhubungan. Hubungan antara saraf tersebut disebut sinapsis.
Sinapsis ini terletak antara dendrit dan neurit. Bentuk sinapsis seperti
benjolan dengan kantung-kantung yang berisi zat kimia seperti asetilkolin (Ach)
dan enzim kolinesterase. Zat-zat tersebut berperan dalam mentransfer impuls
pada sinapsis (Jalmo, 2005).
Bagian-bagian otak yaitu terdiri dari 4 bagian, antara lain: Cerebrum
(Otak Besar), Cerebellum (Otak Kecil), Brainstem (Batang Otak), dan Limbic
System (Sistem Limbik). Bagian pertama yaitu Cerebrum, merupakan
bagian terbesar dari otak manusia. Cerebrum merupakan bagian otak yang
membedakan manusia dengan binatang. Cerebrum membuat manusia memiliki kemampuan
berpikir, analisa, logika, bahasa, kesadaran, perencanaan, memori dan kemampuan
visual. Kecerdasan intelektual atau IQ Anda juga ditentukan oleh kualitas
bagian ini (Anonim, 2013).
Selanjutnya Cerebellum, terletak di
bagian belakang kepala, dekat dengan ujung leher bagian atas. Cerebellum
mengontrol banyak fungsi otomatis otak, diantaranya: mengatur sikap atau posisi
tubuh, mengkontrol keseimbangan, koordinasi otot dan gerakan tubuh. Otak Kecil
juga menyimpan dan melaksanakan serangkaian gerakan otomatis yang dipelajari
seperti gerakan mengendarai mobil, gerakan tangan saat menulis, gerakan
mengunci pintu dan sebagainya (Anonim, 2013).
Yang ketiga Batang otak (brainstem)
berada di dalam tulang tengkorak atau rongga kepala bagian dasar dan memanjang
sampai ke tulang punggung atau sumsum tulang belakang. Bagian otak ini mengatur
fungsi dasar manusia termasuk pernapasan, denyut jantung, mengatur suhu tubuh,
mengatur proses pencernaan, dan merupakan sumber insting dasar manusia yaitu fight
or flight (lawan atau lari) saat datangnya bahaya (Anonim, 2013).
Dan yang terakhir yaitu Sistem
limbik terletak di bagian tengah otak, membungkus batang
otak ibarat kerah baju. Limbik berasal dari bahasa latin yang berarti kerah.
Bagian otak ini sama dimiliki juga oleh hewan mamalia sehingga sering disebut
dengan otak mamalia. Komponen limbik antara lain hipotalamus, thalamus,
amigdala, hipocampus dan korteks limbik. Sistem limbik berfungsi menghasilkan
perasaan, mengatur produksi hormon, memelihara homeostasis, rasa haus, rasa
lapar, dorongan seks, pusat rasa senang, metabolisme dan juga memori jangka
panjang (Anonim, 2013).
Pembahasan
terakhir tentang sel olfaktori. Hidung merupakan sarana penciuman
bau bagi manusia. Di dalam hidung terdapat sel-sel reseptor pembau yang disebut
sel-sel olfaktori. Sel-sel olfaktori merupakan modifikasi sel saraf dan sel
biasa. Sel-sel
olfaktori mamiliki tonjolan ujung dendrit berupa rambut dan terletak di
dalam celah sempit di langit-langit rongga hidung yaitu pada lapisan
sel-sel epitel di selaput lendir hidung. Oleh karena
itu, sel-sel olfaktori selalu basah oleh lendir untuk menjaga kepekaannya dan
melarutkan molekul-molekul bau sehinggal dapat dicapai
oleh silia-silia sel olfaktori di dalam selaput lendir. Pada ujung sel yang lain terdapat modifikasi berupa
tonjolan akson yang membentuk
berkas dan disebut saraf otak (nervus
olfaktori). Saraf ini akan menembus tulang tapis dan masuk ke dalam otak
manusia untuk mengirimkan rangsangan bau yang di dapatkan (Himil,
2011).
C.
Kesimpulan
Adapun
kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil praktikum, antara lain:
1. Cerebrum tersusun atas lapisan molekular, substansi drisea,
dan substansi alba. Cerebrum berfungsi sebagai bagian yang digunakan manusia
untuk berfikir dalam kehidupan.
2. Spinal cord tersusun atas kanal pusat, substansi alba,
dan substansi grisea. Spinal cord berfungsi untuk mengirimkan rangsang ke otak
atau dari otak ke sum-sum tulang belakang.
3. Trakea tersusun atas jaringan epitel, jaringan ikat,
perikondrium, sel goblet, dan kartilago hialin. Kartilago hialin berbentuk
seperti huruf C agar menjaga lumen tetap terbuka.
4. Cerebellum tersusun atas lamina molekular, lapisan
purkinje, substansi alba, dan lapisan sel-sel glandula.
5. Rongga hidung tersusun atas silia, sel goblet, dan
membran basal. Struktur silia berfungsi untuk menyaring kotoran yang iku masuk
bersama udara.
6. Paru-paru tersusun atas alveolus, bronkus, jaringan
epitel, dan serabut retikulin. Serabut retikulin mengandung pembuluh darah dan
kolagen.
D.
Daftar pustaka
Anonim. 2009.
Sistem Saraf. Dinduh dari http://daon-daon.blogspot.com pada Minggu, 26 Oktober 2014
pukul 10:30 WIB.
Anonim 2013. Fungsi Otak. Diunduh dari http://www.aktivasiotak.com pada Minggu, 26 Oktober 2014
pukul 10:00 WIB.
Cahyadi. 2012. Histologi Sistem saraf Pusat. Diunduh
dari http://cahyadiblogsan.blogspot.com pada Sabtu,
25 Oktober 2014 pukul 08:00 WIB.
Himil. 2011. Indera Pembau Olfactory. Diunduh dari http://fivevhimil.blogspot.com pada Sabtu, 25 Oktober 2014 pukul 08:50 WIB.
Jalmo, Tri. 2005. Struktur Hewan. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Mescher, Anthony L. 2011. Hitologi Dasar JUNQUEIRA Edisi 12. EGC. Jakarta.
Nurcahyani,
Nuning. 2005. Struktur dan Perkembangan Hewan. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar