Sistem Urogenital
LAPORAN PRATIKUM
STRUKTUR HEWAN
Tujuan :
Mengetahui ciri-ciri
yang tampak pada organ
A.
Hasil
Pengamatan
No.
|
Gambar Pengamatan
|
Gambar Tangan
|
Gambar Referensi
|
|
1.
|
Ureter
|
|
|
|
Keterangan: 1. Lumen 2. Mukosa 3. Muskularis 4.
T.adventisia
|
||||
2.
|
Vagina
|
|
|
|
Keterangan: 1. Mukosa 2. L.propia 3. Muscularis 4.
T.adventisia
|
||||
3.
|
Penis
|
|
medicalsham.blogspot.com
|
|
Keterangan: 1. Korpus kornevosum 2. Tunika albuginea 3.
Uretra 4. Korpus spongium
|
||||
4.
|
Epididimis
|
|
lab.anhb.uwa.edu.au
|
|
Keterangan: 1. P.darah 2. Ductus epididimis 3. Epitel
4. Sperma 5. J.ikat
|
||||
5.
|
Uterus
|
|
medicalsham.blogspot.com
|
|
Keterangan: 1. Lumen 2. Fungsional 3. Basal 4.
Endometrium 5. Miometrium 6. Perimetrium
|
||||
6.
|
Glandula bulbouretralis
|
|
www.google.com
|
|
Keterangan: 1. Tubulo alveola 2. Otot polos 3. J.ikat
4. Epitel
|
||||
7
|
Testis
|
|
medicalsham.blogspot.com
|
|
Keterangan: 1. T.seminuverus 2. J.ikat 3. Sel
intetisial
|
||||
8.
|
Tuba fallopi
|
|
lab.anhb.uwa.edu.au
|
|
Keterangan: 1. Lumen 2. Epitel 3. L.propia
|
||||
B.
Pembahasan
Pada praktikum kali ini
tentang sistem urogenital,
yaitu mengamati 8 preparat antara lain ureter, vagina, penis, epididimis,
uterus, glandula bulbouretralis, testis dan tuba fallopi.
Pengamatan pertama yaitu
pada preparat ureter.
Bagiannya tersusun dari
mukosa, muskularis dan tunika adventisia.
Berdasarkan teori yang ada
ureter adalah suatu
saluran tempat urine yang berasal dari ginjal menuju ke
vesika seminalis. Pada mukosa terdapat jaringan epitel, dan di
bawahnya terdapat lamina
propia terdiri yang tersusun dari jaringan ikat longgar. Muskularis tersusun
atas otot polos
dan tunika adventisia
tersusun
dari jaringan ikat longgar. Lamina
propia dan tunika adventisia
yang terdiri dari
jaringan ikat berfungsi untuk menghubungkan antara ureter yang ada, susunan
tersebut ada berdasarkan atas fungsinya (Nurcahyani, 2005).
Pengamatan
yang kedua yaitu
pada preparat vagina. Bagiannya
tersusun dari lapisan
mukosa yang terdiri dari jaringan
epitel pipih berlapis tidak menanduk, di bawahnya terdapat lamina propia yang berfungsi memberikan
nutrisi kepada sel epitel. Lalu muskularis yang tersusun dari lapisan otot sirkular dan longitudinal. Tunika adventisia yang tersusun dari jaringan ikat yang elastis. Berdasarkan
teori,
struktur jaringan
epitel pada vagina
yaitu pipih berlapis tidak menanduk hal tersebut berkaitan dengan fungsinya yaitu untuk
mempermudah pada saat kopulasi dan juga
untuk menjaga PH pada vagina (Mescher,
2011).
Selanjutnya yaitu pengamatan pada preparat penis. Bagiannya tersusun
atas
korpus kavernosum yang terletak di dorsal, tunika albuginea yang merupakan
jaringan ikat padat kuat yang membungkus korpus kavernosum, korpus spongium yang
terletak di sekitar
uretra, dan uretra. Berdasarkan
teori yang ada,
uretra yang
ada di penis berguna
sebagai saluran sperma,
sehingga strukturnya berkaitan
dengan fungsi penis dalam menginjeksi sperma yang disalurkan melalui uretra (Nurcahyani, 2005).
Pengamatan
keempat yaitu
pada preparat epididimis.
Bagiannya
tersusun dari pembuluh
darah, duktus epididymis, jaringan
epitel yang di bawahnya terdapat sperma, dan jaringan ikat . Berdasarkan teori
yang ada, epididimis berfungsi dalam
pematangan sperma, adanya sel-sel epitel akan berguna
dalam penyerapan
air dan
nutrisi yang
ada selama spermiogenesis, dan strukturnya sangat berkaitan dengan fungsi (Nurcahyani, 2005).
Selanjutnya,
yaitu pengamatan pada
preparat uterus. Bagiannya tersusun dari
lumen, fungsional, basal, endometrium, miometrium, dan perimetrium. Berdasarkan teori yang
ada, perimetrium merupakan lapisan jaringan ikat
luar yang tersambung
dengan tunika adventisia. Miometrium terdiri dari pembuluh-pembuluh darah. Endometrium terdiri dari mukosa
yang dilapisi oleh jaringan epitel
kulumnas
selapis. Ketebalan
dan struktur endometrium yang melebihi ketebalan mukosa dipengaruhi secara
siklik oleh perubahan kadar hormon ovarium. Struktrur sangat erat kaitannya dengan fungsi dari
bagian tersebut
(Mescher, 2011).
Pengamatan
keenam yaitu pada preparat glandula
bulbouretralis.
Bagiannya tersusun
dari tubulo alveola, otot polos, jaringan ikat, dan jaringan epitel. Berdasarkan teori yang ada, Tubulus alveola
memiliki kelenjar yang membentuk bulbouretral, terletak pada diafragma urogenital yang bermuara ke dalam
bagian proksimal uretra penis. Struktur yang demikian sesuai dengan fungsinya yang menghasilkan cairan
pelumas pra ejakulasi pada uretra dan untuk membersihkan
kotoran pada
saluran uretra (Mescher, 2011).
Pengamatan
selanjutnya yaitu pada
preparat testis. Bagiannya tersusun
dari
tubulus seminiferous, jaringan ikat, dan sel intetisial. Berdasarkan teori yang ada, pada setiap lobulus testis terdapat
tubulus seminiferus yang dikelilingi oleh jaringan ikat longgar
interstisial yang banyak mengandung pembuluh darah, limfe, saraf, dan sel interstisial yang dapat menyekresikan kelenjar androgen. Tubulus
seminiferus merupakan bagian yang dapat menghasilkan
spermatozoa. Dengan adanya struktur tubulus seminiferus inilah testis dapat berfungsi untuk menghasilkan sperma (Mescher,
2011).
Pengamatan yang terakhir yaitu pada preparat tuba fallopi. Bagiannya tersusun
dari lumen,
jaringan epitel,dan lamina propia. Berdasarkan teori yang ada, jaringan epitel
yang terdapat pada tuba fallopi ini tersusun atas sel-sel epitel silindris
selapis bersilia.
Adanya struktur
epitel bertipe ini
yaitu sesuai dengan
fungsinya dalam
membantu pergerakan ovum,
sehingga proses ovulasi yang terjadi di tuba fallopi akan
berjalan dengan lancar
(Mescher, 2011).
Selanjutnya
yaitu pembahasan ginjal. Ginjal
merupakan salah satu dari organ-organ yang berperan dalam sistem urinaria. Ginjal
memiliki korteks di luar dan medula di dalam. Setiap ginjal memiliki berjuta
unit fungsional yang disebut nefron. Urine yang diproduksi ginjal mengalir
melalui ureter ke kandung kemih untuk ditampung sementara, dan kemudian
dikeluarkan melalui uretra. Kedua ginjal menghasilkan sekitar 125 ml filtrat per menit; dari jumlah
ini, 124 ml direabsorpsi dalam organ tersebut dan 1 ml dilepaskan ke dalam
ureter sebagai urine. Sekitar 1500 ml urine dibentuk setiap 24 jam. Ginjal
mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh dan merupakan tempat
pembuatan hormon renin (Mescher, 2011).
Pembahasan dari kelenjar-kelenjar tambahan pada pria. Pada pria terdapat 3
kelenjar tambahan yaitu kelenjar prostat, vesika seminalis, dan bulbouretralis.
Pertama kelenjar prostat, merupakan kelenjar berbentuk bulat yang mengelilingi
bagian pangkal saluran uretra. Kelenjar ini menghasilkan cairan yang bersifat
basa dan berwarna putih seperti susu. Cairan tersebut berfungsi untuk
menetralkan sifat asam pada vasa eferentia dan cairan yang ada di dalam vagina
sehingga sperma dapat bergerak aktif (Anonim, 2013).
Kedua yaitu vesika
seminalis, merupakan
kantong semen yang dindingnya dapat menyekresi
cairan lendir yang banyak mengandung fruktosa, sedikit asam askorbat, dan asam
amino. Bahan-bahan kimia tersebut berfungsi untuk memberi makan dan melindungi
sperma sebelum membuahi ovum. Semen adalah cairan yang terdiri atas sperma dan
cairan yang dihasilkan oleh berbagai kelenjar tambahan (Anonim, 2013).
Dan yang terakhir bulbouretralis
atau dikenal dengan kelenjar cowperi, merupakan kelenjar yang berukuran
sebesar butir kacang dan terletak di
bagian proksimal uretra.
Kelenjar ini menghasilkan cairan mukosa yang berfungsi sebagai pelicin (Anonim, 2013).
Pembahasan
yang ketiga yaitu spermatogenesis. Spermatogenesis merupakan
transformasi spermatid menjadi spermatozoa
yang meliputi 4 fase yaitu fase golgi, fase tutup, fase akrosom dan fase
pematangan. Hasil akhir berupa empat spermatozoa (sperma) masak. Ketika
spermatid dibentuk pertama kali, spermatid memiliki bentuk seperti sel-sel
epitel. Namun, setelah spermatid mulai memanjang menjadi sperma, akan terlihat
bentuk yang terdiri dari kepala dan ekor. Bila spermatogenesis sudah selesai, maka ABP
testosteron (Androgen Binding Protein Testosteron) tidak diperlukan lagi, sel
Sertoli akan menghasilkan hormon
inhibin untuk memberi umpan balik kepada hipofisis agar menghentikan
sekresi FSH dan LH. Spermatozoa
akan keluar melalui uretra bersama-sama dengan cairan yang dihasilkan oleh
kelenjar vesikula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar cowper. Spermatozoa
bersama cairan dari kelenjar-kelenjar tersebut dikenal sebagai semen atau air
mani. Pada waktu ejakulasi, seorang laki-laki dapat mengeluarkan 300 – 400 juta
sel spermatozoa (Riani, 2010).
(sumber: intanriani.wordpress.com)
Oogenesis merupakan
proses pembentukan sel telur di dalam ovarium. Oogenesis dimulai dengan
pembentukan bakal sel – sel telur yang disebut oogonia (tunggal: oogonium).
Pembentukan sel telur pada manusia dimulai sejak di dalam kandungan, yaitu di
dalam ovari fetus perempuan. Pada akhir bulan ketiga usia fetus, semua oogonia
yang bersifat diploid telah selesai dibentuk dan siap memasuki tahap
pembelahan. Semula oogonia membelah secara mitosis menghasilkan oosit primer.
Pada perkembangan fetus selanjutnya, semua oosit primer membelah secara miosis,
tetapi hanya sampai fase profase. Pembelahan miosis tersebut berhenti hingga
bayi perempuan dilahirkan, ovariumnya mampu menghasilkan sekitar 2 juta oosit
primer mengalami kematian setiap hari sampai masa pubertas. Memasuki masa
pubertas, oosit melanjutkan pembelahan miosis I. Hasil pembelahan tersebut
berupa dua sel haploid, satu sel yang besar disebut oosit sekunder dan satu sel
berukuran lebih kecil disebut badan kutub primer (Riani, 2010)
(sumber: intanriani.wordpress.com)
Pembahasan terahir yaitu mengenai menstruasi. Menstruasi merupakan
perubahan fisiologis yang terjadi pada wanita yang dipengaruhi oleh horman
FSH-Estrogen atau LH-Progesteron. Ditandai dengan keluarnya darah pada
endometrium yang keluar secara rutin setiap bulan. Menstruasi terjadi pada usia
remaja berkisar usia 10-16 tahun , dipengaruhi oleh kesehatan , nutrisi dan
berat badan juga tinggi badan. Pada umumnya,menstruasi berlangsung 3-7 hari.
Siklus menstruasi dialami wanita dalam usia produktif. Pada saat menstruasi
terjadi peluruhan dinding rahim. Peluruhan tersebut akan berlangsung tiap
bulanya, sehingga terjadinya proses pembersihan rahim karena adanya pembuluh
darah ,kelenjar dan sel yang tidah dibuahi. Adapun tiap siklus yang dikenal 3
masa utama yaitu: Masa menstruasi, yang berlangsung selama 2-8 hari. Pada saat
itu endometrium (selaput rahim) dilepaskan sehingga timbul perdarahan dan
hormon-hormon ovarium berada dalam kadar paling rendah, kemudian masa
proliferasi dari berhenti darah menstruasi sampai hari ke-14. Setelah
menstruasi berakhir, dimulailah fase proliferasi dimana terjadi pertumbuhan
dari desidua fungsionalis untuk mempersiapkan rahim untuk perlekatan janin.
Pada fase ini endometrium tumbuh kembali. Antara hari ke-12 sampai 14 dapat
terjadi pelepasan sel telur dari indung telur (disebut ovulasi), dan yang
terakhir masa sekresi. Masa sekresi adalah masa sesudah terjadinya ovulasi.
Hormon progesteron dikeluarkan dan mempengaruhi pertumbuhan endometrium untuk
membuat kondisi rahim siap untuk implantasi yaitu perlekatan janin ke rahim (Riani, 2010).
C.
Adapun
kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan kali ini, antara lain:
1.
Ureter tersusun atas lumen, mukosa, muskularis dan tunika
adventisia. Fungsinya sebagai saluran urine
dari ginjal menuju ke vesika
urinaria.
2.
Pengamatan
vagina ditemukan bagian-bagiannya yaitu mukosa, lamina propina, muskularis, dan
tunika adventisia. Fungsinya
sebagai saluran kopulasi dan lubang lahirnya janin.
3.
Pada
penis tersusun atas
korpus kornevosum, tunika albugenia, uretra, dan korpus spongium. Fungsinya sebagai saluran
keluarnya sperma dan kopulasi.
4.
Pada
epididimis tersusun atas pembuluh darah, jaringan epitel, sperma, ductus epididymis, dan jaringan ikat. Fungsinya
sebagai
tempat penyimpanan sementara sperma hingga matang.
5.
Pada
uterus tersusun atas
lumen, fungsional, basal, endometrium,
miometrium, dan perimetrium. Fungsinya
sebagai tempat melekatnya zigot dan tempat janin berada selama sembilan bulan.
6.
Pada glandula bulbouretralis tersusun atas tubulo alveola, otot polos,
jaringan ikat, dan epitel kubus selapis. Fungsinya
untuk menghasilkan cairan pra-ejakulasi
pada uretra sebagai pelumas dan pembersih
dari benda
asing.
7.
Pada
testis tersusun atas tubulus seminiferus, jaringan ikat, dan sel intetisial. Fungsi organ ini
sebagai tempat pembentukan sperma.
8.
Pada
tuba falopi tersusun atas lumen, jaringan epitel silindris selapis
bersilia, dan lamina propria. Fungsinya sebagai
tempat pertemuan antara ovum
dan sperma.
D.
Daftar
Pustaka
Anonim. 2013. Sistem Reproduksi pada laki-laki. Diunduh
dari http://garda-pengetahuan.blogspot.com pada hari Sabtu 18
Oktober 2014,
pukul 11:00
WIB.
Mescher,
Anthony L. 2011. Hitologi Dasar JUNQUEIRA
Edisi 12. Jakarta: EGC.
Nurcahyani,
Nuning.
2005. Struktur dan Perkembangan Hewan.
Bandar Lampung: UNILA.
Riani, Intan. 2010. Spematogenesis,
Oogenesis dan Menstruasi. Dinduh dari http://intanriani.wordpress.com pada sabtu
18 Oktober 2014, pukul 11:00 WIB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar