Sabtu, 25 April 2015

Sistem Urogenital



Sistem Urogenital
LAPORAN PRATIKUM STRUKTUR HEWAN

Tujuan             : Mengetahui ciri-ciri yang tampak pada organ
A.     Hasil Pengamatan
No.
Gambar Pengamatan
Gambar Tangan
Gambar Referensi
1.
Ureter


Keterangan: 1. Lumen 2. Mukosa 3. Muskularis 4. T.adventisia
2.
Vagina


Keterangan: 1. Mukosa 2. L.propia 3. Muscularis 4. T.adventisia
3.
Penis


medicalsham.blogspot.com
Keterangan: 1. Korpus kornevosum 2. Tunika albuginea 3. Uretra 4. Korpus spongium
4.
Epididimis


lab.anhb.uwa.edu.au
Keterangan: 1. P.darah 2. Ductus epididimis 3. Epitel 4. Sperma 5. J.ikat
5.
Uterus


medicalsham.blogspot.com
Keterangan: 1. Lumen 2. Fungsional 3. Basal 4. Endometrium 5. Miometrium 6. Perimetrium
6.
Glandula bulbouretralis


www.google.com
Keterangan: 1. Tubulo alveola 2. Otot polos 3. J.ikat 4. Epitel
7
Testis


medicalsham.blogspot.com
Keterangan: 1. T.seminuverus 2. J.ikat 3. Sel intetisial
8.
Tuba fallopi


lab.anhb.uwa.edu.au
Keterangan: 1. Lumen 2. Epitel 3. L.propia






B.     Pembahasan
Pada praktikum kali ini tentang sistem urogenital, yaitu mengamati 8 preparat antara lain ureter, vagina, penis, epididimis, uterus, glandula bulbouretralis, testis dan tuba fallopi.
Pengamatan pertama yaitu pada preparat ureter. Bagiannya tersusun dari mukosa, muskularis dan tunika adventisia. Berdasarkan teori yang ada ureter adalah suatu saluran tempat urine yang berasal dari ginjal menuju ke vesika seminalis. Pada mukosa terdapat jaringan epitel, dan di bawahnya terdapat lamina propia terdiri yang tersusun dari jaringan ikat longgar. Muskularis tersusun atas otot polos dan tunika adventisia tersusun dari jaringan ikat longgar. Lamina propia dan tunika adventisia yang terdiri dari jaringan ikat  berfungsi untuk menghubungkan antara ureter yang ada, susunan tersebut ada berdasarkan atas fungsinya (Nurcahyani, 2005).
Pengamatan yang kedua yaitu pada preparat vagina. Bagiannya tersusun dari lapisan mukosa yang terdiri dari jaringan epitel pipih berlapis tidak menanduk, di bawahnya terdapat lamina propia yang berfungsi memberikan nutrisi kepada sel epitel. Lalu muskularis yang tersusun dari lapisan otot sirkular dan longitudinal. Tunika adventisia yang tersusun dari jaringan ikat yang elastis. Berdasarkan teori, struktur jaringan epitel pada vagina yaitu pipih berlapis tidak menanduk hal tersebut berkaitan dengan fungsinya yaitu untuk mempermudah pada saat kopulasi dan juga untuk menjaga PH pada vagina (Mescher, 2011).
Selanjutnya yaitu pengamatan pada preparat penis. Bagiannya tersusun atas korpus kavernosum yang terletak di dorsal, tunika albuginea yang merupakan jaringan ikat padat kuat yang membungkus korpus kavernosum, korpus spongium yang terletak di sekitar uretra, dan uretra. Berdasarkan teori yang ada, uretra yang ada di penis berguna sebagai saluran sperma, sehingga strukturnya berkaitan dengan fungsi penis dalam menginjeksi sperma yang disalurkan melalui uretra (Nurcahyani, 2005).
Pengamatan keempat yaitu pada preparat epididimis. Bagiannya tersusun dari pembuluh darah,  duktus epididymis, jaringan epitel yang di bawahnya terdapat sperma, dan jaringan ikat . Berdasarkan teori yang ada, epididimis berfungsi dalam pematangan sperma, adanya sel-sel epitel akan berguna dalam penyerapan air dan nutrisi yang ada selama spermiogenesis, dan strukturnya sangat berkaitan dengan fungsi (Nurcahyani, 2005).
Selanjutnya, yaitu pengamatan pada preparat  uterus. Bagiannya  tersusun dari lumen, fungsional, basal, endometrium, miometrium, dan perimetrium. Berdasarkan teori yang ada, perimetrium merupakan lapisan jaringan ikat luar yang tersambung dengan tunika adventisia. Miometrium terdiri dari pembuluh-pembuluh darah. Endometrium terdiri dari mukosa yang dilapisi oleh jaringan epitel kulumnas selapis. Ketebalan dan struktur endometrium yang melebihi ketebalan mukosa dipengaruhi secara siklik oleh perubahan kadar hormon ovarium. Struktrur sangat erat kaitannya dengan fungsi dari bagian tersebut (Mescher, 2011).
Pengamatan keenam yaitu pada preparat glandula bulbouretralis. Bagiannya tersusun dari tubulo alveola, otot polos, jaringan ikat, dan jaringan epitel. Berdasarkan teori yang ada, Tubulus alveola memiliki kelenjar yang membentuk bulbouretral, terletak pada diafragma urogenital yang bermuara ke dalam bagian proksimal uretra penis. Struktur yang demikian sesuai dengan fungsinya yang menghasilkan cairan pelumas pra ejakulasi pada uretra dan untuk membersihkan kotoran pada saluran uretra (Mescher, 2011).
Pengamatan selanjutnya yaitu pada preparat testis. Bagiannya tersusun dari tubulus seminiferous, jaringan ikat, dan sel intetisial. Berdasarkan teori yang ada, pada setiap lobulus testis terdapat tubulus seminiferus  yang dikelilingi oleh jaringan ikat longgar interstisial yang banyak mengandung pembuluh darah, limfe, saraf, dan sel interstisial yang dapat menyekresikan kelenjar androgen. Tubulus seminiferus merupakan bagian yang dapat menghasilkan spermatozoa. Dengan adanya struktur tubulus seminiferus inilah testis dapat berfungsi untuk menghasilkan sperma (Mescher, 2011).
Pengamatan yang terakhir yaitu pada preparat tuba fallopi. Bagiannya tersusun dari lumen, jaringan epitel,dan lamina propia. Berdasarkan teori yang ada, jaringan epitel yang terdapat pada tuba fallopi ini tersusun atas sel-sel epitel silindris selapis bersilia. Adanya struktur epitel bertipe ini yaitu sesuai dengan fungsinya dalam membantu pergerakan ovum, sehingga proses ovulasi yang terjadi di tuba fallopi akan berjalan dengan lancar (Mescher, 2011).
Selanjutnya yaitu pembahasan ginjal. Ginjal merupakan salah satu dari organ-organ yang berperan dalam sistem urinaria. Ginjal memiliki korteks di luar dan medula di dalam. Setiap ginjal memiliki berjuta unit fungsional yang disebut nefron. Urine yang diproduksi ginjal mengalir melalui ureter ke kandung kemih untuk ditampung sementara, dan kemudian dikeluarkan melalui uretra. Kedua ginjal menghasilkan  sekitar 125 ml filtrat per menit; dari jumlah ini, 124 ml direabsorpsi dalam organ tersebut dan 1 ml dilepaskan ke dalam ureter sebagai urine. Sekitar 1500 ml urine dibentuk setiap 24 jam. Ginjal mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh dan merupakan tempat pembuatan hormon renin (Mescher, 2011).
Pembahasan dari kelenjar-kelenjar tambahan pada pria. Pada pria terdapat 3 kelenjar tambahan yaitu kelenjar prostat, vesika seminalis, dan bulbouretralis. Pertama kelenjar prostat, merupakan kelenjar berbentuk bulat yang mengelilingi bagian pangkal saluran uretra. Kelenjar ini menghasilkan cairan yang bersifat basa dan berwarna putih seperti susu. Cairan tersebut berfungsi untuk menetralkan sifat asam pada vasa eferentia dan cairan yang ada di dalam vagina sehingga sperma dapat bergerak aktif (Anonim, 2013).

Kedua yaitu vesika seminalis, merupakan kantong semen yang dindingnya dapat menyekresi cairan lendir yang banyak mengandung fruktosa, sedikit asam askorbat, dan asam amino. Bahan-bahan kimia tersebut berfungsi untuk memberi makan dan melindungi sperma sebelum membuahi ovum. Semen adalah cairan yang terdiri atas sperma dan cairan yang dihasilkan oleh berbagai kelenjar tambahan (Anonim, 2013).

Dan yang terakhir bulbouretralis atau dikenal dengan kelenjar cowperi, merupakan kelenjar yang berukuran sebesar butir kacang dan terletak di bagian proksimal uretra. Kelenjar ini menghasilkan cairan mukosa yang berfungsi sebagai pelicin (Anonim, 2013).

Pembahasan yang ketiga yaitu spermatogenesis. Spermatogenesis merupakan transformasi spermatid menjadi spermatozoa yang meliputi 4 fase yaitu fase golgi, fase tutup, fase akrosom dan fase pematangan. Hasil akhir berupa empat spermatozoa (sperma) masak. Ketika spermatid dibentuk pertama kali, spermatid memiliki bentuk seperti sel-sel epitel. Namun, setelah spermatid mulai memanjang menjadi sperma, akan terlihat bentuk yang terdiri dari kepala dan ekor. Bila spermatogenesis sudah selesai, maka ABP testosteron (Androgen Binding Protein Testosteron) tidak diperlukan lagi, sel Sertoli akan menghasilkan hormon inhibin untuk memberi umpan balik kepada hipofisis agar menghentikan sekresi FSH dan LH. Spermatozoa akan keluar melalui uretra bersama-sama dengan cairan yang dihasilkan oleh kelenjar vesikula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar cowper. Spermatozoa bersama cairan dari kelenjar-kelenjar tersebut dikenal sebagai semen atau air mani. Pada waktu ejakulasi, seorang laki-laki dapat mengeluarkan 300 – 400 juta sel spermatozoa (Riani, 2010).
(sumber: intanriani.wordpress.com)
Oogenesis merupakan proses pembentukan sel telur di dalam ovarium. Oogenesis dimulai dengan pembentukan bakal sel – sel telur yang disebut oogonia (tunggal: oogonium). Pembentukan sel telur pada manusia dimulai sejak di dalam kandungan, yaitu di dalam ovari fetus perempuan. Pada akhir bulan ketiga usia fetus, semua oogonia yang bersifat diploid telah selesai dibentuk dan siap memasuki tahap pembelahan. Semula oogonia membelah secara mitosis menghasilkan oosit primer. Pada perkembangan fetus selanjutnya, semua oosit primer membelah secara miosis, tetapi hanya sampai fase profase. Pembelahan miosis tersebut berhenti hingga bayi perempuan dilahirkan, ovariumnya mampu menghasilkan sekitar 2 juta oosit primer mengalami kematian setiap hari sampai masa pubertas. Memasuki masa pubertas, oosit melanjutkan pembelahan miosis I. Hasil pembelahan tersebut berupa dua sel haploid, satu sel yang besar disebut oosit sekunder dan satu sel berukuran lebih kecil disebut badan kutub primer (Riani, 2010)
(sumber: intanriani.wordpress.com)
Pembahasan terahir yaitu mengenai menstruasi. Menstruasi merupakan perubahan fisiologis yang terjadi pada wanita yang dipengaruhi oleh horman FSH-Estrogen atau LH-Progesteron. Ditandai dengan keluarnya darah pada endometrium yang keluar secara rutin setiap bulan. Menstruasi terjadi pada usia remaja berkisar usia 10-16 tahun , dipengaruhi oleh kesehatan , nutrisi dan berat badan juga tinggi badan. Pada umumnya,menstruasi berlangsung 3-7 hari. Siklus menstruasi dialami wanita dalam usia produktif. Pada saat menstruasi terjadi peluruhan dinding rahim. Peluruhan tersebut akan berlangsung tiap bulanya, sehingga terjadinya proses pembersihan rahim karena adanya pembuluh darah ,kelenjar dan sel yang tidah dibuahi. Adapun tiap siklus yang dikenal 3 masa utama yaitu: Masa menstruasi, yang berlangsung selama 2-8 hari. Pada saat itu endometrium (selaput rahim) dilepaskan sehingga timbul perdarahan dan hormon-hormon ovarium berada dalam kadar paling rendah, kemudian masa proliferasi dari berhenti darah menstruasi sampai hari ke-14. Setelah menstruasi berakhir, dimulailah fase proliferasi dimana terjadi pertumbuhan dari desidua fungsionalis untuk mempersiapkan rahim untuk perlekatan janin. Pada fase ini endometrium tumbuh kembali. Antara hari ke-12 sampai 14 dapat terjadi pelepasan sel telur dari indung telur (disebut ovulasi), dan yang terakhir masa sekresi. Masa sekresi adalah masa sesudah terjadinya ovulasi. Hormon progesteron dikeluarkan dan mempengaruhi pertumbuhan endometrium untuk membuat kondisi rahim siap untuk implantasi yaitu perlekatan janin ke rahim (Riani, 2010).

C.     Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan kali ini, antara lain:
1.      Ureter tersusun atas lumen, mukosa, muskularis dan tunika adventisia. Fungsinya sebagai saluran urine dari ginjal menuju ke vesika urinaria.
2.      Pengamatan vagina ditemukan bagian-bagiannya yaitu mukosa, lamina propina, muskularis, dan tunika adventisia. Fungsinya sebagai saluran kopulasi dan lubang lahirnya janin.
3.      Pada penis tersusun atas korpus kornevosum, tunika albugenia, uretra, dan korpus spongium. Fungsinya sebagai saluran keluarnya sperma dan kopulasi.
4.      Pada epididimis tersusun atas pembuluh darah, jaringan epitel, sperma, ductus epididymis, dan jaringan ikat. Fungsinya sebagai tempat penyimpanan sementara sperma hingga matang.
5.      Pada uterus tersusun atas lumen, fungsional, basal, endometrium, miometrium, dan perimetrium. Fungsinya sebagai tempat melekatnya zigot dan tempat janin berada selama sembilan bulan.
6.      Pada glandula bulbouretralis tersusun atas tubulo alveola, otot polos, jaringan ikat, dan epitel kubus selapis. Fungsinya untuk menghasilkan cairan pra-ejakulasi pada uretra sebagai pelumas dan pembersih dari benda asing.
7.      Pada testis tersusun atas tubulus seminiferus, jaringan ikat, dan sel intetisial. Fungsi organ ini sebagai tempat pembentukan sperma.
8.      Pada tuba falopi tersusun  atas lumen, jaringan epitel silindris selapis bersilia, dan  lamina propria. Fungsinya sebagai tempat pertemuan antara ovum dan sperma.

D.     Daftar Pustaka
Anonim. 2013. Sistem Reproduksi pada laki-laki. Diunduh dari http://garda-pengetahuan.blogspot.com pada hari Sabtu 18 Oktober 2014, pukul 11:00 WIB.
Mescher, Anthony L. 2011. Hitologi Dasar JUNQUEIRA Edisi 12. Jakarta: EGC.
Nurcahyani, Nuning. 2005. Struktur dan Perkembangan Hewan. Bandar Lampung: UNILA.
Riani, Intan. 2010. Spematogenesis, Oogenesis dan Menstruasi. Dinduh dari http://intanriani.wordpress.com pada sabtu 18 Oktober 2014, pukul 11:00 WIB.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar