Sabtu, 25 April 2015

JARINGAN IKAT



JARINGAN IKAT (CONNECTIVE TISSUE)
(LAPORAN STRUKTUR HEWAN)

Tujuan        : 1. Mengetahui letak jaringan ikat pada hewan
                     2. Mengetahui ciri jaringan ikat yang tampak pada setiap organ
A.    Hasil Pengamatan
No.
Gambar Tangan
Gambar Mikroskop
Gambar Referensi
1.
J. Ikat Adiposa

Description: C:\Users\acer\Pictures\gambar prak SH jar ikat\adiposa.jpg
Description: E:\PRAKTIKUM S3\PRAK SH\2\gambar\Jar lemak putih.JPG
www.bioweb.com
Keterangan: 1.Inti Sel 2.Vakuola Sel 3.Matriks
2.
J. Ikat tendon

Description: C:\Users\anis\Pictures\amel 2.jpg
Description: E:\PRAKTIKUM S3\PRAK SH\2\gambar\jaringan ikat tendon.jpg
www.biologiedu.com
Keterangan: 1.Sel Fibroblas 2.Serabut 3.Substansi Dasar
3.
J. Ikat Hard Bone
Description: C:\Users\anis\Pictures\amel.jpg
Description: E:\PRAKTIKUM S3\PRAK SH\2\gambar\jaringan-tulang kuat.jpg
www.srirandi.com
Keterangan: 1.Lamela 2.Canal Pusat 3.Kanalikuli 4.Lakuna
4.
J. Ikat Reticuler
Description: C:\Users\anis\Pictures\reticular.jpg
Description: C:\Users\acer\Pictures\gambar ref SH jar ikat\jaringan retikuler.jpg






Keterangan:1.Serabut Retikulin 2.Sel Retikuleri 3.Inti Sel
5.
J. Ikat Elastin
Description: C:\Users\anis\Pictures\elastin.jpg
Description: C:\Users\acer\Pictures\gambar ref SH jar ikat\kartilago-elastin1.jpg






biologiklaten.wordpress.com
Keterangan: 1. inti sel 2. Kondroblas 3.Kondrosit
6.
J. Ikat Hialin
Description: C:\Users\acer\Pictures\gambar prak SH jar ikat\kartilago hialin.jpg
Description: C:\Users\acer\Pictures\gambar ref SH jar ikat\kartilago hialin1.jpg






Keterangan: 1. Sel  2. Serabut Elastin 3. Substansi Dasar

B.     Pembahasan

Pada praktikum Jaringan Ikat telah dilakukan pengamatan dengan menggunakan preparat awetan dari adiposa, elastic fibre, regular connective, reticular connective, tulang keras (hard-bone) dan tulang kartilago hialin. Pengamatan pertama dengan menggunakan preparat awetan Adiposa. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan terlihat strukturnya yaitu berupa sel yang berisi vakuola besar, pembuluh darah, matriks (substansi dasar) dan inti sel yang berada di tepi. Hal tersebut dikarenakan adanya vakuola yang besar membuat inti sel terdesak ke tepi. Jaringan ini termasuk ke dalam jaringan ikat longgar yang bersifat khusus. Dan menurut jenisnya termasuk jaringan adiposa putih (unilacular) karena di dalam selnya terdapat satu vakuola yang berukuran besar yang disusun oleh trigliserida. Persebarannya bebas. Berada di seluruh tubuh. Fungsinya untuk menyimpan cadangan energi dalam jangka panjang (Mescher, 2011). Dapat disimpulkan bahwa sudah sesuai dengan teori yang menyatakan struktur vakuola yang besar digunakan untuk penyimpanan energi dalam jangka panjang.
Pengamatan kedua, yaitu dengan menggunakan preparat awetan urat (tendon). Berdasarkan pengamatan strukturnya yaitu sel fibroblas yang tersebar di sela serabut kolagen dan substansi dasar yang berwarna bening. Berdasarkan referensi, urat (tendon) termasuk ke dalam jaringan ikat padat teratur dengan serabut kolagen bertipe I.  Serabut kolagen merupakan penyusun utama jaringan ikat. Oleh karena itu, sifat jaringan ini fleksibel dan tidak elastik sehingga dapat menghubungkan antara otot dan tulang (tendon). Dapat disimpulkan bahwa sudah sesuai referensi yang menyatakan struktur urat yang berserabut kolagen berguna untuk tahan terhadap renggangan. Selanjutnya yaitu pengamatan terhadap preparat awetan Tulang Keras (Hard-Bone). Strukturnya terdiri dari sistem harvest, kanal pusat, lamela, lakuna dan kanalikuli. Berdasarkan referensi yang didapat, tulang keras termasuk ke dalam jaringan ikat khusus skerosa. Lakuna memiliki pembuluh darah dan osteosit. Kanalikuli berfungsi untuk sebagai penghubung antar lakuna, sebagai pertukaran zat antar oesteosit dan pembuluh darah yang berada di dalam lakuna lainnya dan juga sebagai penjuluran sitoplasma osteosit (Wonodirekso,2003). Hal ini membuktikan bahwa apa yang diperoleh sudah sesuai dengan teori. Pengamatan keempat menggunakan preparat awetan Retikuler. Strukturnya terdiri dari sel retikuler dan inti sel. Berdasarkan referensi yang ada, termasuk dalam jaringan ikat dewasa yang longgar. Memiliki serat kolagen yang sangat halus berwarna merah tersusun membentuk suatu kerangka penyokong seperti jala atau retikulum. Serabut retikuler terdiri atas fibril kolagen (kolagen tipe III) yang dibalut oleh proteoglikan dan glikoprotein. Sesuai struktur serat kolagennya yang halus dan dapat menghasilkan substansi dasar sehingga dapat berfungsi membentuk suatu kerangka penyokong. Hal ini sudah sesuai dengan teori yang ada.
Selanjutnya yaitu pada preparat awetan Tulang Kartilago Hialin. Strukturnya terdiri dari inti sel, kondroblas, dan kondrosit. Berdasarkan referensi yang ada, tulang kartilago hialin termasuk ke dalam jaringan ikat khusus skerosa tulang rawan. Terdapat perikondrium yang terdiri atas serat kolagen dengan kondroblas dan kondrosit di antaranya. Makin ke tengah kondrosit makin membulat atau lonjong. Adanya struktur perikondrium sebagai pengganti pembuluh darah berkaitan dengan fungsinya yang dikhususkan untuk penyaluran nutrisi (Wonodirekso, 2003). Penjelasan ini membuktikan bahwa hasil pengamatan telah sesuai dengan teori yang ada. Pengamatan terakhir dengan menggunakan preparat awetan Tulang Rawan Elastin. Dari pengamatan terlihat strukturnya terdiri dari sel itu sendiri yang berwarna kuning, substansi dasar dan serabut elastin yang berwarna coklat. Menurut referensi yang ada, tulang rawan elastin memiliki kolagen bertipe II . Termasuk ke dalam jenis jaringan ikat umum yang bersifat khusus. Warna kekuningan ini dikarenakan adanya elastin dalam serat elastin (Mescher, 2011). Susunannya jarang-jarang, serabutnya bercabang dan beranastomase. Terdapat di organ pernapasan dan daun telinga bagian luar (Tri Jalmo, 2005). Karena dikatakan bahwa struktur serabut yang elastin khusus untuk daerah yang membutuhkan sokongan elastisitas maka pengamatan telah sesuai dengan teori yang ada.
 
Struktur jaringan ikat yaitu sel dan matriks ekstraseluler. Matriks ekstraseluler terdiri dari serabut dan substansi dasar. Adapun fungsi dari jaringan ikat, antara lain untuk memberikan penyokong metabolik bagi sel sebagai medium untuk difusi nutrien dan produk limbah, mengisi, menyimpan, mentransport, mempertahankan diri, memperbaiki dan mengikat jaringan maupun sel-sel lain pada organ Jaringan ikat diklasifikasikan menjadi 2 jeni, yaitu jaringan ikat umum dan jaringan ikat khusus. Jaringan ikat umum dibagi menjadi jaringan ikat embrionik dengan jenis jaringan mesenkim dan jaringan ikat mukosa serta jaringan ikat dewasa dengan jenis jaringan ikat longgar dan jaringan ikat padat. Jaringan ikat longgar terbagi lagi pula nmenjadi jaringan ikat areolar, jaringan ikat adiposa, dan jaringan ikat retikuler. Dan jaringan ikat padat terbagi pula menjadi jaringan ikat padat teratur dan jaringan ikat padat tidak teratur. Sedangkan, jaringan ikat khusus terbagi lagi menjadi jaringan ikat skerosa dengan jenis jaringan rawan (kartilago) dan tulang. Serta jaringan ikat pembuluh dengan jenis jaringan darah, limf dan hemopoiesis serta homopoeitik (Tri Jalmo, 2005).

Kondroblas adalah sel yang yang berasal dari sel mesenkim dan kemudian membentuk kondrosit. Kondrosit adalah sel yang tugasnya membentuk proteoglikan dan kolagen rawan sendi atau lebih dikenal dengan sel rawan. Kondrogenesis merupakan proses pembentukan tulang rawan yang berasal dari mesenkim embrionik atau proses kondroblas menjadi kondrosit sebagai bakal untuk membentuk tulang rawan. Indikasi pertama diferensiasi sel adalah membulatnya sel-sel mesenkim, dengan retraksi cabang-cabangnya, dan membelah dengan cepat serta membentuk kondensasi sel. Sel-sel yang terbentuk melalui diferensiasi langsung dari sel-sel mesenkim ini disebut kondroblas. Kondroblas berdiferensiasi di lapisan internal perikondrium, berpoliferasi dan menjadi kondrosit yang merupakan penghasil matriks dan penyintesis kolagen  maupun matriks kolagen lainnya, di saat bersamaan matriks-matriks yang telah dihasilkan mengelilingi kondroblas dan menyatu dengan tulang rawan yang telah terbentuk.

Osifikasi merupakan proses pembentukan tulang. Ada 2 cara, yaitu dengan osifikasi intramembranosa dan osifikasi endokondral. Pada osifikasi intramembranosa, osteoblas berdiferensiasi langsung dari mesenkim dan mulai menyekresi osteoid. Sedangkan, pada osifikasi endokondral, matriks tulang yang sudah ada mengalami erosi dan digantikan dengan osteoblas yang menghasilkan osteoid. Pada kedua proses, jaringan tulang mula-mula tampak sebagai tulang primer atau tulang anyaman, lalu daerah resorpsi, dan daerah tulang sekunder yang terlihat berdampingan (Mescher, 2011).

C.     Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan kali ini, antara lain:
1.      Jaringan ikat terdiri dari sel dan matriks ekstraseluler;
2.      Jaringan ini berfungsi untuk mengikat antara jaringan satu dengan yang lainnya;
3.      Jaringan ikat pada adiposa dan retikuler termasuk jenis jaringan ikat longgar;
4.      Jaringan ikat pada tendon termasuk jenis jaringan ikat padat;
5.      Jaringan ikat pada hard bone dan kartilago hialin termasuk jenis jaringan ikat khusus skerosa;
6.      Jaringan ikat pada elastin termasuk jenis jaringan ikat umum yang bersifat khusus;
7.      Perbedaan struktur jaringan ikat pada organ dipengaruhi oleh fungsinya masing-masing.

D.    Daftar Pustaka
Jalmo, Tri. 2005. Struktur Hewan. Bandarlampung: Universitas Lampung.
Mescher, Anthony L. 2011. Histologi Dasar JUNQUEIRA Edisi 12. Jakarta: EGC.
Slonane. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC.
Sudarwati, Lien. 1990. Dasar-dasar Struktur dan Perkembangan Hewan. Bandung: ITP.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar